AKIDAH ISLAM
1.
Pengertian
Akidah Islam
Menurut
bahasa aqidah berasal dari bahasa arab : ‘aqadaha-ya’qidu-uqdatan-wa ‘aqidatan.
Artinnya ikatan atau perjanjian, maksudnya sesuatu yang menjadi tempat bagi
hati dan hati nurani terikat kepadannya.
Perjanjian
dan penegasan sumpah juga di sebut ‘aqdu. Jual belipun di sebut ‘aqdu, karena
ada keterikatan antara penjual dan pembeli dengan ‘aqdu (transaksi) yang
mengikat. Termasuk sebutan aqdu untuk kedua ujung baju, karena kedunaya saling
terikat. ‘aqdu untuk ikatan kain sarung karena diikat dengan mantap.
Aqidah
dalam istilah umum, di pakai untuk menyebut keputusan pikiran yang mantap,
benar atau salah. Jika putusan yang mantap itu benar, seperti keyakinan umat
islam tentang keesaan Allah, namun jika salah, itu yang di sebut akidah yang
batil, seperti keyakinan umat nasrani bahwa Allah adalah salah satu dari tiga
oknum tuhan (trinitas).
Istilah
akidah juga di gunakan untuk menyebut kepercayaan dan keputusan yang mantap,
tegas jauh dari kebimbangan, yaitu apa-apa yang diyakini oleh seorang diikuti
kuat oleh sanubarinnya, dan dijadikan mzhab atu agama yang dianutnya, tanpa
melihat benar atau tidaknya.
Adapun
yang di maksud dengan Akidah Islam adalah kepercayaan yang mantap kepada Allah,
para malaikat-malaikat-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir qadar baik dan buruk,
serta isi kandungan Al-Qur’an dan Hadis shohih berupa pokok-pokok agama,
perintah, khabar dan apa yang di sepakati salafush shaleh (ijma’), dan
kepasrahan totalitas kepada Allah, dalam hal keputusan hukum, perntah, takdir,
syara’ serta kedudukan para rasul dengan mengikuti sunnahnya. Dengan kata lain,
Akida Islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh
setiap muslin berdasarkan dalil Aqli dan naqli (nash dan akal).
2.
Dasar Akidah Islam
Dasar akidah islam adalah Al-Qur’an dan hadis. Al-Qur’an banyak
yang menjelaskan pokok akidah yang identik dengan keimanan karena keimanan
merupakan pokok-pokok akidah islam. Firman Allah
Artinya:
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an
yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya,
dan rasul-rasulnya. (mereka mengatakan), “kami lain) dari rasul-rasulnya’, dan
mereka mengatakan,’kami dengar dan kami taat’. (mereka berdoa),’ampunilah kami,
ya tuhan kami dan kepada engkaulah tempat kami kembali.” (Q.S. Al-Baqarah: 285)
Hadist Riwayat Muslim:
أنْ تُؤْ مِنَ بِا اللهِ وَمَلاَ ئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ وَتُؤْ مِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ .(رواه مسلم)
Artinya : “Hendaklah engkau
beriman kepada Allah, para malaikatnya, kitab-kitab nya, para rasulya, hari
kiamat, dan hendaklah engkau beriman kepada qadar ketentuan baik dan buruk.”
(H.R. Muslim)
3. Tujuan
Akidah Islam
Tujuan akidah islam adalah:
1. Megingatkan kembali potensi-potensi
ketuhanan sejak di alam roh. Manusia sejak di alam roh sudah mempunyai fitrah
ketuhanan, sebagaimana firman Allah:
Yang artinya:
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika tuhanmu mengeluarkan
dari sulbi (tulang belakang) anak cucu adam keturunan mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “bukankah aku ini
tuhanmu?” mereka menjawab, “betul (engkau tuhan kami), kami bersaksi.” (kami
lakukan demikian itu) agar dihari kiamat
kamu tidak menngatakan, “sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini
(kesaan tuhan),” atau agar kamu tidak mengatakan: “sesungguhanya orang-orang
tua kami telah mempersekutukan tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah
anak-anak keturuan yang (datang)sesudah mereka. Maka apakah engkau akan
membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu.”” (Q.S.
Al-A’raf : 172-173)
Maksudnya agar orang-orang musrik itu jarang mengatakan bahwa
bapak-bapak mereka dulu telah menyekutukan Tuhan, sedangkan mereka tidak tahu
menahu bahwa mempersekutukan Tuhan itu salah, tak ada lagi jalan bagi mereka,
hanya meniru orang-orang tua mempersekutukan tuhan itu, karena itu mereka menganggap
bahwa mereka tidak patut disiksa karena kesalahan-kesalahan orang tua mereka.
1. Menjaga manusia dari kemusrikan
Kemungkinan manusia terperososk dalam kemusrikan terbuka lebar, baik
secara terang-terangan, yakni perbuatan atau ucapan maupun kemusrikan yang
bersifat sembunyi-sembunyi yang berada di dalam hati. Untuk mencegah manusia
dari kemusrikan maka di perlukan tuntunan yang syarih yakni Al-Qur’an dan
hadis.
2. Menghindar dari pengaruh akal yang
menyesatkan
Walaupun manusia di beri oleh Allah kelebihan berupa akal pikiran,
namun manusia sering tersesat oleh akal pikirannya sendiri, sehingga akal
pikiran manusia perlu di bimbing oleh Akidah Islam agar tidak sesat.
1. Keistimewaan
Akidah Islamiyah
Menurut Syekh Muhammad Ibrahim Al-Hamad,
aqidah islam yang tercermin dalam ahli sunnah wal jama’ah memiliki
ketinggian/keistimewaan yang tidak i miliki aqidah manapun karena aqidah islam
nersumber dari wahyu yang tidak terkontaminasi dengan kebatilan. Keistimewaan tersebut adalah:
1.
Sumber pengambilannnya adalah murni aqidah islam
bersumber dari Al-Qur’an, sunnah, ijma’. Artinnya sumber yang jerni jauh dari
kekeliruan.
2.
Berdiri di atas pondasi penyerahan diri kepada
Allah dan Rasulnya. Maksudnya orang yang beriman berdiri di atas penyerahan
diri pada Allah.
3.
Sesuai dengan fitrah yang lurus dan akal yang sehat
Aqidah islam selaras dengan akal yang
murni, sehat, akal murni yang bebas dari pengaruh syahwad dan syubhat tidak
bertentangan dengan nash yang sahih dan bebas dari kebatilan.
4.
Jelas, mudah dan terang
Aqidah Islam adalah aqidah yang jelas
mudah dan jelas, tidak ada kekaburan, kerumitan, kerancuan. Lafadznya jelas
maknanya terang di pahami oleh orang awam danberilmu, karena di bawa oleh rasul
yang berhati putih bersih.
5.
Bebas dari kerancuan, paradoz, dan keburukan
Aqidah
Islam adalah wahyu yang tidak di masuki oleh kebatilan arah manapun datangnnya.
Sebab kebenaran itu tidak mungkin rancu, paradox maupun kabur.
6.
Universal
Aqidah Islam bersifat umum universal, dan
berlaku untuk segala zaman, tempat umat, dan keadaan.
7.
Kokoh stabilo dan kekal
Aqidah Islam tetap kokoh sampai hari
kiamat, walaupun bertubi-tubi serangan dari musuh-musuh Islam dari kalangan
yahdi, nasrani, majisi karena di lindungi oleh Allah.
8.
Mengangkat derajat para penganutnya
Aqidah yang benar adalah membenarkan pengetahuan dan akidah yang luhur.
Maka muslim yang berpengetahuan ilmu syar’i dengan pondasi akidah yang benar.
Akan terangkat derajatnya, Allah berfirman yang artinnya: “hai orang-orang beriman
apabila di katakan kepadamu: “berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapapangan untukmu. Dan apabila di
katakan:”berdirilah kamu’” maka berdirilah , niscaya Allah akan meninggikan
ornga-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Q.S. Mujadillah : 11).
9.
Menjadi sebab hadirnya pertolongan, kemenangan dan
kemapanan.
Orang yang aqidahnya benar akan memperoleh kemengan, karena di tolong
Allah. Firman Allah yang artinnya :” senantiasa ada kelompok orang dari umatku
yang membela kebenaran. Mereka tidak berpengaruh oleh orang yang melecehkan
mereka. Sampai datang kepuasan Allah, sementara mereka seperti itu.
10. Selamat dan sentosa
Siapa berpegang kepada Al-qur’an dan
sunnah maka dia tidak akan tersesat selamannya.
11. Aqidah Islam adalah Akidah persatuan dan
persaudaraan
Aqidah islamiyah adalah yang dianut oleh
orang yang sama bertuhan pada Allah swt yang maha esa dengan nabi, rasul yang
sama, hanya takwa yang membedakannya.
Firman Allah yang artinnya, “hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (Q.S Al- Hujarat : 13)
12. Istimewa
Aqidah islam adalah istimewa karena
pelakunnya adalah orang-orang yang istimewa dengan jalan dan tujuan yang jelas.
Menggapai ridhannya Allah swt.
13. Mengarah manusia berakhlak mulia
Aqidah islamiyah membimbing umatnya
berakhlak mulia, yang menjadi tolak ukur kehanifan, kesolehan dengan
sosialisasi langsung dari manusia terbaik yaitu nabi saw. Firman allah yang
artinnya, “ dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS
Al Qalam : 4)
A. AKIDAH
ISLAM DAN PERMASALAHANNYA
1. Aqidah
Islam sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw
Aqidah sejak nabi adam hingga nabi Muhammad saw,
sama mengesakan Allah. Setelah nabi adam wafat anak keturunannya banyak yang
tersesat dan jumlahnya semakin banyak dan jauh dari Aqidah.
Ini kemudian manusia berpecah belah ada yang baik dan buruk akhlaknya.
Sebagaimana firman Allah :
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan),
maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan
kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan
yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk
orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan
itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (QS
Al-Baqarah :213)
وَإِنَّ هَذِهِ
أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ ﴿٥٢﴾ فَتَقَطَّعُوا
أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ ﴿٥٣﴾
Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama
yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka
(pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi
beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
sisi mereka (masing-masing). (Q.S Al-Mu’minun : 52-53)
وَمَا
أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ ﴿٢٥﴾
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".(Q.S AL-Anbiyaa: 25)
2.
Jalan Para Rasul Dalam Menanamkan Akidah
Para rasul di utus untuk memurnikan
akidah. Ajarannya pun mudah di pahami oleh akal sehat, bila umat memikirkan
kekuasaan Allah. Dengan dakwah rasulullah, u,at yang tadinya menyembanh berhala
dan patung terjerumus kelembah syirik dan kufur, dapat direhabilitasi kejalan
yanng banar berakidah tauhid, umat di motivasi dengan iman dan keyakinan dengan
akhlakul karimah, sehingga menjadi manusia yang terbaik sebagai umat.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِٱللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ
ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.(Q.S Ali Imron: 110)
3.
Keragaman
Aqidah Dalam Islam Dan Permasalahannya
Awalnya
kedaulatan negara tauhid yang telah di rancang rasul tetap dalam kesucian, yang
berpedom pada Al-qur’an dan hadis. Yang berhasil membentuk watak dan karakter umatl
sahabat pada masanya. Semua manusia dari kalangan masyarakat apapun dapat
keluhuran, yang sesuia dengan kehormatan dan kemuliaan dirinnya.
Selanjutnya,
setelah datang pertikaiian yang banyak berdasarkan sisat dan politik, apalagi
setelah adannya hubungan dengan filsafat dan ajaran-ajaran agama lain, kemudia
memmaksa otak manusia untuk menyelami sesuatu yang tidak kuasa di capainnya,
itulah yang menjadi pokok terjadinnya pergantian atau penyelewengan dari jalan
yang di tempuh para nabi dan arasul. Iman yang tadinhya luas dantinggi
nilainnya menjadi berbagai macam pemikiran yang bersifat filsafat atau bahan
kiasan yang di perselisihkan menurut ketentuan, dan pokok perdebatan dan
perselisishan pendapat yang tidak berujunag dan berpangkal sama sekali.
Sebagai
akibat dari perselisihan-perselisihan dalam berbagai persoalan-persoalan siasat
dan politik, terjadi penyelewengan ajaran-ajaran tauhid yang di bawa para
rasul, dan paham pemikiran mazhab-mazhab itu terpecah belah menjadi banyak
golongan yang mempunyai ciri corak pemikiran tokohnya.
Mereka
menganggap apa yang mereka yakini benar, sampai pada tingkat paling ekstrim
yakni yang tidak dalam golongannya dianggap keluar dari islam (kafir). Pokok
utama yang meyebebkan perselisishan dan perbedaan pendapat tersebut berkisar
dalam hala-hal berikut:
1.
Apakah keimanan
itu hanya sebagai kepercayaan saja ataukah kepercayaan yang ada hubungan dengan
amal perbuatan.
2.
Apakah sifat-sifat
Allah swt yang dzatnya itu kelal ataukah dapat lenyap darinnya?
3.
Manusia itu
musayyar atau mukayyat?
4.
Apakah baik atau
buruk itu dapat di kenal dengan akal atau dengan syari’at
5.
Apakah Allah dapat
di lihat di akhirat atau hal itu mustahil sama sekali
6.
Bagaimana hukumnya
orang yang menumpuk-numpuk dosa besar hingga mati tidak bertobat.
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
BalasHapusKaos Islami Dakwah
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa