Belajar tidak hanya sebatas mengetahui apa yang harus kita lakukan, melainkan melakukan apa yang tidak kita ketahui.

sebelum anda mencoba sesuatu belajarlah

sukses akan datanng kepada mereka yang sibuk mencarinya

jangan menunda sampai besok hal yanng akan kita lakukan hari ini.

kata-katamu adalah kualitas dirimu dan kualitas dirimu iti adalah ukuran kesuksesan yang pantas kamu dapatkan

Free Flower Color Change2 Cursors at www.totallyfreecursors.com

Sabtu, 25 November 2017

Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam

            

        A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah dalam bahasa Arab berasal dari kata sajaratun yang berarti pohon. Apa yang terjadi pada masa lampau merupakan cerminan atau pelajaran masa kini dan yang akan datang. Sejarah dalam pandangan Islam tidak hanya berbicara masalah data dan fakta, akan tetapi sejarah merupakan dialektikal nilai, pertarungan nilai. Karena sejarah membawa identitas sebuah identitas masyarakat akan masa lalu nya.[1]Jadi sejarah adalah peristiwa atau kejadian masa lalu tidak hanya sekedar memberi informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga memberi interpretasi atas peristiwa yang terjadi dengan melihat pada hukum sebab akibat.
Kata peradaban secara etimologi adalah terjemah dari kata Arab al-hadharah. Istilah Arab ini juga sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “kebudayaan”. Padahal istilah kebudayaan dalam bahasa Arab adalah al-atsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak yang mensinominkan dua kata: “ kebudayaan” al-tsaqafah (Arab) dan culture (Inggris) dengan “peradaban” al-hadharah (Arab) dan civilization (Inggris) sebagai istilah baku kebudayaan. Dalam perkembangan ilmu antropologi, kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan teknis dan teknologi lebih berkaitan dengan peradaban. Kebudayaan lebih banyak difleksikan dalam seni, sastra, agama dan moral, maka peradaban terfleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi.
Kata “ kebudayaan” berasal dari bahasa sansekerta “budhayah”, ialah bentuk jamak dari “budhi” yang berarti “budhi” atau “akal”. Demikian, kebudayaan itu dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Disamping itu ada pula ahli yang berpendapat bahwa kata “kebudayaan” berasal dari kata “budi” dan “daya”. Budi berarti “‘akal-fikiran” dan daya berarti “tenaga, kekuatan dan sanggupan”. Maka kebudayaan mengandung makna leburan daripada dua makna tadi, dan artinya himpunan segala usah dan daya yang dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi, untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencapai kesempurnaan.[2]
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa kebudayaan sering diartikan  sama dengan peradaban. Kebudayaan  sebagai bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan peradaban sebagai bentuk manifestasi-manifestasi kemajuan teknis dan teknologi .
Pada umumnya para ahli membagi agama menjadi 2, yaitu: agama samawi (wahyu) dan agama ardhi (budaya). Agama samawi adalah agama ciptaan Allah yang kemudian melalui utusannya disampaikan kepada umat manusia. Sedangkan agama ardhi adalah agama yang diciptakan manusia.
Definisi agama, Sidi Gazalba berpendapat bahwa agama Islam adalah: “Kepercayaan kepada Allah dan melakukan ibadah kepada-Nya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, yang membentuk taqwa”. Hakikat definisi tersebut adalah habl min Allah (hubungan manusia dengan Allah). Jadi apabila didefinisikan  dengan kebudayaan Islam. Kebudayaan Islam ialah cara berfikir dan cara merasa taqwa yang menyatakan diri dalam seluruh aspek kehidupan sekumpulan manusia dengan membentuk masyarakat. Esensi definisi kebudayaan Islam ialah cara hidup, dan esensi definisi kebudayaan Islam ialah cara hidup taqwa.[3]
Landasan peradaban Islam adalah kebudayaan Islam terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudayaan Islam adalah agama. Jadi dalam Islam, tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama bumi (ardhi), agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Jika kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.[4]
Dari definisi sejarah, kebudayaan, Islam dapat disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan Islam adalah peristiwa atau kejadian umat-umat Islam terdahulu yang dijadikan sebagai kemaslahatan hidup dan kehidupan manusia saat ini sebagai pedoman untuk menjadi lebih baik serta bahagia dunia akhirat.

B.       Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam
Ruang lingkup sejarah kebudayaan Islam sebagai berikut:
1.    Dakwah Nabi Muhammad SAW.
2.    Kepemimpinan umat Islam setelah Nabi wafat.
3.    Perkembangan Islam periode klasik atau zaman keemasan (pada tahun 650-1250 M).
4.    Perkembangan Islam pada abad pertengahan atau zaman kemunduran (pada tahun 1250-1800 M).
5.    Perkembangan Islam pada abad modern atau zaman kebangkitan (pada tahun 1800 M- sekarang).
6.    Perkembangan Islam di Indonesia.

Adapun penjelasan mengenai klasifikasi ruang lingkup pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di atas antara lain sebagai berikut:
a.         Ruang lingkup tentang dakwah Nabi Muhammad SAW pada periode Mekkah dan Madinah ini ditandai dengan perjuangan Nabi Muhammad sebelum masa kerasulan dan saat masa kerasulan dalam menyampaikan dakwah Islam baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan di kota Makkah hingga peristiwa hijrahnya beliau bersama kaum muslimin ke kota Madinah dan membentuk negara Islam di kota tersebut sampai peristiwa wafatnya Rasulullah SAW.
b.         Ruang lingkup tentang masa kepemimpinan umat Islam setelah Rasulullah SAW wafat ditandai dengan pengangkatan empat sahabat Rasul yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar ibn Khatab, Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi  Khalifah Rasulillah(pengganti Rasul) untuk memimpin umat Islam dan sistem pemerintahan Islam selama kepemimpin empat sahabat Rasul ini disebut sebagai masa Khalifatur Rasyidin (pemimpin yang diberikan petunjuk).
c.           Ruang lingkup tentang perkembangan Islam periode klasik atau zaman keemasan (tahun 650 M-1250 M) merupakan masa permulaan Islam yang ditandai dengan lahirnya dinasti bani Umayyah di Damaskus, dinasti bani Abbasiyyah di Baghdad, dinasti bani Umayyah II di Andalusia sampai hancurnya dinasti bani Abbasiyyah IV yang sering disebut sebagai masa disintegrasi.
d.        Ruang lingkup tentang perkembangan Islam pada abad pertengahan atau kemunduran (tahun 1250 M-1800 M) dibagi ke dalam dua fase, yaitu: a.) fase kemunduran (tahun 1250 M-1500 M) yang ditandai dengan hancurnya kerajaan Islam oleh serangan bangsa Mongol dan lahirnya dinasti Ilkhan, serangan-serangan Timur Lenk terhadap wilayah kerajaan Islam sampai bertahannya dinasti Mamalik di Mesir dari serangan bangsa Mongol maupun Timur Lenk. b.) fase tiga kerajaan besar (1500 M-1800 M) yang dimulai dengan zaman kemajuan (tahun 1500 M-1700 M) kerajaan Utsmani, Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India sampai zaman kemunduran tiga kerajaan ini (tahun 1700 M-1800 M).
e.         Ruang lingkup tentang perkembangan Islam pada abad modern atau zaman kebangkitan (tahun 1800 M-sekarang) ditandai dengan lahirnya para tokoh pembaharu Islam dengan segala macam bentuk pemikiran dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam. Tokoh-tokoh pembaharu tersebut yakni: a. Muhammad ibn Abdul Wahab, b. Jamaluddin al-Afghani, c. Muhammad Abduh, d. Muhammad Rasyid Ridha, e. Kamal Ataturk, dan f. Muhammad Iqbal.
f.          Ruang lingkup tentang perkembangan Islam di Indonesia ditandai dengan proses masuknya Islam di Indonesia, pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Islam di Indonesia, lahirnya ulama-ulama di Indonesia, peranan walisongo dalam penyebaran Islam dan sejarah berdirinya organisasi keIslaman seperti: a.) Muhammadiyah, dan b.) Nahdatul Ulama (NU).[5]
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa ruang lingkup sejarah Kebudayaan Islam ialah perjalanan dakwah Rasulullah sampai dengan kepemimpinan umat setelah rasulullah dan perkembangan Islam di masa keemasan, kemunduran dan kebangkitan serta perkembangan Islam di Indonesia.

        C.      Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
      Tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam sebagai berikut:
1.    Untuk menyelidiki dan mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh Umat Islam terdahulu dalam lapangan peradaban.
2.    Untuk mengetahui perkembangan peradaban Islam diberbagai negara, terutama negara-negara Islam.
3.    Untuk menggali dan meninjau kembali faktor-faktor apa yang menyebabkan kemajuan Islam dalam lapangan peradaban dan faktor apa pula yang menyebabkan kemundurannya, yang kemudian menjadi cermin bagi masa-masa sesudahnya.
4.    Untuk mengetahui dan memperbandingkan antara peradabaan yang dijiwai oleh Islam dengan peradaban yang lepas dari jiwa Islam, dan dari sini akan diketahui mana peradaban Islam dan mana pula peradaban non Islam yang dicetuskan oleh hasil karya umat Islam.
5.    Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam kita akan mengetahui sumbangan Islam dan umat Islam dalam lapangan peradaban umat manusia di permukaan bumi ini.[6]
Berdasarkan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam adalah untuk mengingatkan kita akan masa lalu umat-umat terdahulu, baik yang patuh kepada Allah dan Rasulnya serta dijadikan sebagai pegangan atau teladan agar menjadi manusia yang lebih baik lagi bahagia dunia dan akhirat.


 Referensi Buku :

Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam.  Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2011.

Fadli SJ. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Malang: UIN Malang Press. 2008.

M. Darwin. Sejarah Peradaban Dan Kebudayaan Islam. Metro : STAIN jurai Siwo Metro. 2013.

Siti Marqiyah. Hubungan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) Dengan Kecerdasan Kognitif Siswa Kelas XII MA. Al-Falah Jakarta. 2011.




[1]M. Darwin, Sejarah Peradaban Dan Kebudayaan Islam, (Metro : STAIN jurai Siwo Metro, 2013),    h.1.

[2]Fadli SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm.11-13.
[3]Ibid. 21-22
[4]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.2.
[5]Siti Marqiyah, Hubungan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) Dengan Kecerdasan Kognitif Siswa Kelas XII MA. Al-Falah Jakarta, h.34-35.
[6]Fadli SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm.33.