Menurut Suryosubroto, (1997: 179), diskusi adalah
suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok,
untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahan pendapat dan jawaban kebenaran atas suatu masalah.
Menurut Suprihadi Saputre dkk, (2000:181-182), diskusi kelompok kecil
terdiri atas 4-5 orang. Tempat berdiskusi diatur agar siswa dapat berhadapan
muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan di pertengahan
pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan pemahaman kerangka
pelajaran, menjelaskan penguasaan bahan pelajaran atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap
individu membandingkan interprestasi dsn informasi pengertian, persepsi,
informasi, interprestasi, sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.[1]
Menurut Rusman(2013:89) "keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara
kelompok. Untuk itu keterampialan guru harus dilatih dan dikembangkan, sehingga
para guru memiliki kemampuan untuk melayani siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran kelompok kecil"[2]
Agar dalam membimbing diskusi kelompok sukses,
seorang guru perlu memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan diskusi.
Menurut Hasibuan dkk (2006:90-91) menjabarkan komponen keterampilan diskusi
kelompok kecil yang diantaranya adalah (a) pemusatan perhatian, (b) memperjelas
masalah, (c) menganalisa pandangan siswa, (d) meningkatkan urunan pikiran
siswa, (e) menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan (f) menutup diskusi.[3]
Sedangkan menurut Uzer
Usman di dalam bukunya yang berjudul menjadi guru profesional diskusi
kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman dan
informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Pengertian diskusi kelompok dalam
kegiatan belajar mengajar tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas. Siswa
berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau
teman-temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan. Diskusi tersebut berlangsung dalam suasana terbuka. Setiap siswa bebas
mengemukakakn ide-idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya dan
setiap siswa harus menaati peraturan yang ditetapkan sebelumnya.
Diskusi kelompok merupakan suatu
kegiatan yang harus ada pada proses belajar mengajar. Akan tetapi, tidak semua guru
dan calon guru mampu membimbing paa siswanya untuk berdiskusi tanpa mengalami
latihan. Oleh karena itu, ketrampilan ini perlu diperhatikan agar guru dan
calon guru mampu melaksanakan tugas ini dengan baik.
a.
Komponen
Ketrampilan Membimbing Diskusi
1.
Memusatkan
perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
Caranya adalah
segai berikut:
·
Rumuskan
tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi.
·
Kemukakakn
malalah-masalh khusus.
·
Catat
perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan.
·
Rangkum hasil
pembicaraan dalam diskusi.
2.
Memperluas
masalah atau urunan pendapat
Selama diskusi berlangsung sering terjadi
penyampaian ide yang kurang jelas sehingga sukar ditangkap oleh anggota kel
ompok, yang akhirnya menimpulkan kesalahpahaman hingga keadaan dapat menjadi
tegang.
Dalam hal
demikian tugas guru dalam memimpin dikusi untuk memperjelas, yakni dengan cara:
·
Menguraikan
kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas.
·
Meminta
komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan
ide tersebut.
·
Menguraikan
gagaan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang
sesuai dengan kelompok memperoleh pengertian yang lebih jelas.
3.
Mengalisis
pandangan siswa
Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan di
antara anggota kelompok. Dengan demikian guru hendaklah mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut
dengan cara sebagai berikut:
·
Meneliti
apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat.
·
Memperjelas
hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.
4.
Meningkatkan
urutan siswa
Beberapa cara untuk meningkatkan urunan pikir
siswa adalah:
·
Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir.
·
Memberikan
contoh-contoh verbal atau nonverbal yang sesuai dan tepat.
·
Memberikan
waktu untuk berpikir.
·
Memberikan
dukungan terhadap pendapat siswa dengan penuh.
·
Memberikan
dukungan terhadap pendapat siswa dengan
penuh perhatian.
5.
Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi
Penyebaran kesempatan
berpartisipasi dapat dilakukan dengan cara:
·
Mencoba
memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarahkan
peertanyaan langsung secara bijaksana. Misalnya, bapak (ibu) yakin bahwa Nita
dapat menjawab. Coba, Nita!”
·
Mencegah
terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa yang
pendiam terlebih dahulu.
·
Mencegah
secara bijaksana yang suka memonopoli pembicaraan.
·
Mendorong
siswa untuk mengomentari urunan temannya hingga interaksi antarsiswa dapat
ditingkatkan.
6.
Menutup
diskusi
Keterampilan akhir yang harus dikuasai oleh
guru adlah menutup diskusi.
Hal ini dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
·
Membuat
rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Ini lebih efektif daripada
bila rangkuman hanya dibuat sendiri oleh guru.
·
Meberi
gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi ataupun tentang topik diskusi yang
akan datang.
·
Mengajak siswa
untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai.
7.
Hal-hal yang
harus diperhatikan
·
Mendominasi
diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan.
·
Membiarkan
siswa tetentu memonopoli diskusi.
·
Membiarkan
terjadinya penyimpangan dari tujuan dengan pembicaraan yang tidak relevan.
·
Membiarkan
siswa yang enggan berpartisisipasi.
·
Tidak
menperjelas atau mendukung urunan pikir siswa.
·
Gagal
mengakhiri diskusi secara efeektif.
b.
Latihan
Penerapan dalam Pengajaran Mikro
Sajikanlah
suatu pengajaran selama 10-50 menit dengan menggunakan metoe diskusi. Siapkan
satu topic diskusi, dan usahakan agar anda dengan siswa mempunyai latar
belakang yang sama tentang topic tersebut. Terapkanlah sejumlah komponen
keterampilan yang sesuai dalam memimpin diskusi. Rekamlah diskusi itu dengan
VTR. Bila tidak tersedia, pakailah tape-recorder, dan putarlah kembali
hasilnya. Gunakanlah lembar observasi untuk menilainnya.
c.
Latihan
Penerapan dalam PPL
1.
Amatilah
dengan teliti diskusi yang diselenggarakan oleh guru pamong tempat anda
praktik. Catat hal-hal berikut:
·
Dasar
pembentukan kelompok.
·
Jumlah
kelompok dan anggota tiap kelompok.
·
Siapakah yang
paling dominan dalam diskusi, guru atau murid?
·
Cara guru
menyebarkan kesempatan berpartisipasi?
·
Respons siswa
ketika orang lain mengemukakan pendapatnya.
2.
Rencanakanlah
suatu diskusi dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam diskusi. Dalam
pelaksanaanya, mintalah teman sejawat untuk mengamatinya. Kajilah hal-hal mana
yang harus disempurnakan demi perbaikan serta peningkatan diskusi anda yang
akan datang. [4]
[1] Suriyadi, ” Kemampuan Berpikir Kreatif Dengan Metode Diskusi Kelompok Kecil Dalam
Pembelajaran I P A” dalam jurnal h.4-5.
[2] Zulfanidar,
“Keterampilan Guru Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil di SD Negri Garot Aceh Besar “ dalam jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 175-184Agustus 2016, h.4.
[3] Merry
Safitri, “Keterampilan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil Oleh Guru Bahasa Indonesia Di Kelas Vii Smp Laboratorium
Undiksha” e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014), h.3.