Belajar tidak hanya sebatas mengetahui apa yang harus kita lakukan, melainkan melakukan apa yang tidak kita ketahui.

sebelum anda mencoba sesuatu belajarlah

sukses akan datanng kepada mereka yang sibuk mencarinya

jangan menunda sampai besok hal yanng akan kita lakukan hari ini.

kata-katamu adalah kualitas dirimu dan kualitas dirimu iti adalah ukuran kesuksesan yang pantas kamu dapatkan

Free Flower Color Change2 Cursors at www.totallyfreecursors.com

Rabu, 27 September 2017

SEJARAH PEMELIHARAAN AL-QUR'AN PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW


Pemeliharaan al-Qur’an dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu: dengan cara menghafal dan dengan cara menulis atau mengkondifikasikannya. Dalam literatur ulumul Qur’an dua metode ini dikenal dengan istilah jam’u al-Qur’an yang terjemahan bebasnya dapat berarti pengumpulan Al-Qur’an.
Pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Nabi saw. Pada masa ini dilakukan dengan cara hafalan seperti yang dilakukan oleh Nabi sendiri dan diikuti juga oleh para sahabatnya, maupun secara penulisan yang dilakukan oleh para sahabat pilihan atas perintah Nabi Muhammad Saw. Dalam hal ini, setiap nabi selesai menerima ayat-ayat Al-Qur’an yang diwahyukan kepadanya, nabi lalu memerintahkan kepada para sahabat tertentu untuk menuliskannnya disamping juga untuk menghafalnya.
Selain itu perlu diakui pula bahwa bangsa arabpada masa turunnya Al-Qur’an berbeda dalam budaya arab yang begitu tinggi, ingatan mereka sangat kuat dan hafalannya cepat serta daya pikirnya begitu terbuka.  Begitu datang Al-Qur’an kepada mereka dengan struktur bahasa yang indah dan luhur serta mengandung ajaran yang suci, mereka merasa amat kagum, dan karenanya mereka mencurahkan kekuatan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Mereka putar haluan hafalannya dari bait-bait syair kepada Al-Qur’an yang menyejukkan dan membangkitkan roh dan jiwa mereka.
Mereka saling berlomba dalam membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Segala kemampuanya dicurahkan untuk menguasai dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Kemudian juga mengajarkannya kepada semua anggota keluarga (istri dan anak) serta anggota masyarakat lainnya.
Adapun terhadap umat islam yang lokasi perkampungannya jauh dari Rasulullah, diadakan utusan untuk mengajar dan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang diwahyukan serta kandungan ajarannya. Mereka itu terdiri dari para ahli A-Qur’an, antara lain seperti Mush’ab bin Umair dan Ummi Maktum. Keduanya diutus Nabi Saw. Kepada penduduk madinah pada masa sebelum hijrah. Begitu pula Mu’adz bin Jabal diutus Nabi Saw kepada penduduk kota Makkah pada masa sesudah hijrah. 
Rasulullah Saw. Senantiasa membakar semangatumatnya untuk menghidupkan gerakan pemasyarakatan Al-Qur’an, hingga tidak seorangpun dari kalangan sahabat yang awam terhadap Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup dan kehidupannya.
Ubadah bin Shamit menceritakan:” apabila ada seorang yang masuk islam, maka Rasul segera menetapkan seorang daripada sahabatnya untuk menjadi pengajar Al-Qur’an baginnya.
Dengan usaha seperti demikian, hampir seluruh sahabat Nabi hafal Al-Qur;an, dan sebagian dari mereka telah menguasai Al-Qur’an dengan benar sesuai dengan makna dan maksudnya yang diajarkan Rasul kepada mereka. Demikianlah Allah Swt. Mengaruniakan kepada generasi pertama dari umat islam itu kekuatan yang luar biasa.
Disamping itu semua, Al-Qur’an juga telah dijadikan Allah Swt. Sebagai bacaan yang mudah untuk diingat dan dihafal, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qamar ayat 17 yang artinya:
Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS Al-Qamar : 17)
Dengan demikian, maka memudahkan para sahabat pilihan yang hidup sezaman dengannya sebagai penghafal Al-Qur’an, yang jumlah mereka tidak sedikit. Diantara para penulis wahyu Al-Qur’an terkemuka adalah sahabat pilihan yang ditunjuk Rasul dari kalanga orang yang terbaik dan indah tulisannya seperti empat orang yang kemudian menjadi khalifah rasyidin ( Abu Bakar sidiq, Umar bin Khattab , Utsman bin Affan Dan Ali bin Abu Tholib). Selain itu juga banyak dari kalangan sahabat yang menuliskan Al-Qur’an atas kemauan mereka sendiri.
Penulisan Al-Qur’an pada masa nabi itu tidak terkumpul dalam satu mushaf, yang ada pada seseorang belum tentu dimiliki oleh orang lain. Akan tetapi yang jelas bahwa disaat Rasulullah Saw. Berpulang kerahmatullah, Al-Qur’an telah dihafal dan ditulis dalam mushaf.  Denga wafatnya Rasulullah, maka berakhirlah masa turunya Al-Qur’an. Kemudian Allah mengilhamkan penulisnya kepada para khalifah ar-rasydin sesuai denga janji-Nya yang benar kepada umat tentang jaminan pemeliharaan Al-Qur’an sepanjang jaman.