Free Flower Color Change2 Cursors at www.totallyfreecursors.com

Jumat, 24 November 2017

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

   Psikologi pendidikan esensinya merupakan aplikasi teori dan metode psikologi ke dalam dunia pendidikan atau pembelajaran. Metode-metode psikologi dalam banyak hal aplikatif dibidang layanan pendidikan dengan pendekatan psikologis. Metode merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, metode psikologi pendidikan adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran. Aplikasi metode ini didasari atas pertimbangan, esensi, hakikat, dan prinsip-prinsip tentang prilaku siswa dalam situasi pendidikan dan pembelajaran.
Meski bukanlah seorang psikolog, aplikasi metode-metode ini kerap dipakai oleh guru Bimbingan Konseling/ Karir atau guru pada umumnya. Tentu saja, kemampuan sebagian guru relatif terbatas dibandingkan dengan psikolog dan konselor sekolah yang dikhususkan. Namun demikian, mereka ini untuk hal-hal tertentu dan dalam batas-batas tertentu pula dapat menerapkan metode tersebut untuk memahami dan memecahkan problem-problem pendidikan dan pembelajaran siswa. Aplikasi metode ini diperuntukkan bagi keperluan pemahaman kondisi awal, pengumpulan data, analisis data, refleksi, perumusan simpulan, dan rekomendasi untuk solusi. Beberapa metode yang lazim dipakai dalam psikologi pendidikan disajikan berikut ini.
1.      Metode Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data untuk mengetahui kondisi siswa dari sisi aneka keunggulan, masalah, serta prilaku dan faktor-faktor penyebabnya adalah wawancara. Instrumen yang digunakan oleh psikolog pendidikan atau guru dalam kerangka ini adalah pedoman wawancara. Metode wawancara biasannya dilakukan kepada siswa secara individual atau dalam kelompok-kelompok kecil. Wawancara pada siswa yang memiliki masalah spesifik harus dilakukan secara individual. Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui kontrak langsung secara berulang-ulang sesuai dengan keperluan.
Wawancara ada dua jenis, yaitu wawancara relatif berstruktur dan wawancara bebas. Wawancara relatif berstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan mengajukan sejumlah pertanyaan atau pertanyaan disertai alternatif jawabannya, namun sangat terbuka bagi perluasan jawaban.pertanyaan yang yang diikuti alternatif jawaban itu biasanya hanya pertanyaan pertama, sebagai pertanyaan pancing untuk bertanya secara devergen atau mengembang. Jawaban yang diberikan terwawancara tidak berarti tidak dapat keluar dari alternatif yang di buat oleh guru atau psikolog pendidikan.
Wawancara tidak berstruktur identik dengan wawancara bebas dan paling umum dipakai ketika psikolog pendidikan atau guru menentukan permasalahan atau aspirasi siswa secara tiba-tiba. Di sini, psikolog pendidikan hanya mengajukan sejumlah pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan yang mengundang jawaban atau komentar siswa secara bebas. Pandangan, pendapat, sikap dan keyakinan siswa yang diwawancarai tidak banyak dipengaruhi psikolog pendidik atau guru. Pelaksanaan wawancara biasanya berlangsung secara informal, luwes dan seringkali harus dilakukan wawancara ulang untuk hal yang sama.
Pedoman wawancara hanya berupa pertanyaan atau pertanyaan singkat, dengan membuka kemungkinan menerima jawaban panjang. Untuk wawancara jenis ini, keterampilan dan kejelian psikolog pendidikan atau guru lebih dituntut. Dia harus menguasai permasalahan, agar jawaban dapat disimpulkan dan muara pembicaraan dapat dikontrol. Secara umum langkah-langkah wawancara disajikan sebagai berikut.
a.       Pembukaan, dimana psikolog pendidikan atau guru menciptakan suasana yang kondusif, memberikan penjelasan tentang fokus dan tujuan wawancara, serta waktu yang akan dipakai, dan sebagainya.
b.      Pelaksanaan, dimana psikolog pendidikan atau guru memasuki inti wawancara, sifat kondusif tetap di perlukan dan juga suasana informal.
c.       Penutup, berupa pengakhiran dari wawancara, ucapan terima kasih, kemungkinan wawancara lebih lanjut, tindak lanjut yang bakal dilakukan, dan sebagainya.
2.      Metode Intropeksi
Secara historis intropeksi adalah metode tertua dari semua metode pendidikan. Metode ini sebelumnya digunakan dalam filsafat dan kemudian dalam psikologi untuk mengumpulkan data tentang pengalaman sadar subjek. Intropeksi berarti melihat secara mendalam melalui pengamatan diri sendiri atau pribadi. Metode ini dipakai untuk memahami kesehatan mental dan keadaan  pikiran sendiri. Metode ini dikembangkan oleh penganut aliran strukturalis dalam psikologi yang mendefinisikan psikologi sebagai studi tentang pengalaman sadar individu.
3.      Metode observasi
Dengan perkembangan psikologi sebagai ilmu objektif tentang prilaku, metode intropeksi digantikan oleh pengamatan seksama terhadap prilaku manusia atau  hewan. Pengamatan secara harfiah berarti mencari diluar diri. Ini adalah metode yang sangat penting untuk mengumpulkan data hampir semua jenis penelitian, termasuk dibidang psikolog pendidikan. Pengamatan dilakukan secara langsung atau tidak langsung, terjadwal atau tidak terjadwal, alami atau buatan, atau peserta dan non peserta.
Metode observasi dilakukan degan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku siswa dalam keadaan yang wajar. Kegiatan ini dilakukan oleh psikolog pendidikan atau guru secara berencana, sistematik, dan continyu. Hasil observasi dicatat atau direkam secara lengkap. Kegiatan observasi ii bisa dilakukan secara langsung, bisa juga menggunakan media teknologi. Di sekolah-sekolah modern, biasanya sudah tersedia close circuit television (cctv) untuk mengobservasi siswa yang sering terlambat, prilaku siswa dikelas dan dilaboratorium, bahkan prilaku mereka dikampus sekolah.
Kegiatan observasi tanpa bantuan teknologi sebaiknya dilakukan dengan pendekatan partisipasif. Untuk terlaksananya observasi dengan baik, psikolog pendidikan atau guru perlu menyusun pedoman atau garis-garis besar fokus observasi. Pedoman observasi itu juga bisa dalam bentuk daftar cek (chek list) atau daftar isian. Fokus objek observasi dapat terbatas dan dapat pula luas spektrumnya. Untuk fokus yang terbatas, psikolog pendidikan atau guru dapat melakukannya sendiri. Jika fokusnya luas atau banyak, seringkali psikolog pendidikan atau guru harus meminta bantuan kepada orang lain. Bantuan orang lain dapat dilakukan, jika yang meminta bantuan tersebut mempunyai kemampuan yang relatif sama dengan psikolog pendidikan atau guru.
4.      Metode Tes
Untuk mengetahui minat, bakat, potensi, tingkat kecerdasan, dan kecendrungan-kecendrungan lainnya dari siswa, seringkali psikolog pendidikan atau guru (dengan meminta bantuan psikolog) melakukan tes kepada siswanya. Ada beberapa macam tes, misalnya tes intelegensi, tes sikap, tes kecepatan reaksi, tes hasil belajar, dan sebagainya. Hasil tes ini dianalisis sedemikian rupa untuk “memporsikan” siswa sesuai dengan tujuan tes tersebut.
5.      Metode Kuisioner
Angket kuisioner adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan terlulis dalam lembar kertas atau sejenisnya dan disampaikan oleh psikolog pendidikan atau guru kepada siswa untuk diisi tanpa intervensi pihak lain. Kuisioner dapat bersifat terbuka atau tertutup.
Kuisioner terbuka adalah kuisioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang jawabannya ditentukan oleh siswa tanpa perlu “dipadu jawabannya” oleh psikolog pendidikan atau guru. Psikolog pendidikan atau guru tidak menentukan alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan yang diajukan.sebuah kuisioner dikatakan memenuhi syarat, jika dirumuskan secara singkat dan dapat dicerna isinya, mempunyai urutan yang logis, jawaban yang diminta engacu pada fokus, mengundang jawaban bebas dari subjek, hanya untuk tujuan menjaring data bagi kepentingan pendidikan dan pembelajaran, jawaban yang ada memungkinkan ditafsirkan secara tepat, dan jimlahnya sesuai kebutuhan. Jawaban-jawaban atas kuisioner itu kemudian dianalisis dan disimpulkan.
6.      Studi Kasus
Studi kasus merupakan kajian atau penelitian mendalam tentang subjek. Studi kasus juga bermakna analisis mendalam tentang seseorang, kelompok, atau fenomena. Berbagai teknik yang digunakan dalam kerangka studi kasus antara lain adalah wawancara pribadi, tes psikometri, pengamatan langsung, dan catatan arsip. Studi kasus yang paling sering digunakan dalam psikologi klinis penelitian untuk menggambarkan pristiwa langkah dan kondisi mengenai subjek. Studi kasus semacam ini khusus yang digunakan dalam psikolog.
7.      Metode Lainnya
Beberapa metode lainnya yang dapat dipakai oleh psikolog pendidikan atau guru adalah eksperimen (baik semu maupun sungguhan), metode diferensial, metode klinis, dan sebagainnya. Metode eksperimen telah dikembangkan dalam psikologi dengan upaya terus menerus oleh para psikolog untuk membuat penelitian objektif dan ilmiah tentang prilaku manusia. Salah satu konstribusi utama behaviorisme adalah pengembangan metode eksperimental untuk memahami, megendalikan, dan memprediksi prilaku. Metode eksperimen merupakan pengamatan yang palling tepat , terencana dan sistematis. Metode percobaan menggunakan prosedur sistematis yang disebut desain eksperimental. Desain eksperimental memberikan garis penduan penting bagi peneliti untuk melaksanakan penelitiannya secara sitematis.
Metode klinis terutama digunakan untuk mengumpulkan informasi rinci tentang masalah prilaku kasus tidak menyesuaikan diri dan menyimpang. Tujuan utama dari metode ini adalah studi atas kasus individu atau kasus kelompok untuk mendeteksi dan mendiagnosa masalah-masalah khusus mereka dan menyerankan langkah-langkah terapi untuk merehabilitasi mereka dilingkungan mereka. Metode diferensial digunakan untuk meneliti perbedan-perbedaan individual yang terdapat diantara anak didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran serta menggunakan statistik untuk menganalisis data sanngat lazim dalam metode-metode psikolog. Metode klinis digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai prilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang.

Referensi buku :

Prof. Dr. Sudarwan danim dan Dr. H. Khairil, PSIKOLOGI PENDIDIKAN (dalam prespektif baru), alfabet , bandung, 2011. 

0 komentar:

Posting Komentar