Belajar tidak hanya sebatas mengetahui apa yang harus kita lakukan, melainkan melakukan apa yang tidak kita ketahui.

sebelum anda mencoba sesuatu belajarlah

sukses akan datanng kepada mereka yang sibuk mencarinya

jangan menunda sampai besok hal yanng akan kita lakukan hari ini.

kata-katamu adalah kualitas dirimu dan kualitas dirimu iti adalah ukuran kesuksesan yang pantas kamu dapatkan

Free Flower Color Change2 Cursors at www.totallyfreecursors.com

Jumat, 29 September 2017

Pengelolaan Pengajaran

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas .
Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru mestinya merencsiswaan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Partisipasi siswa di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik. Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut penguatan atau reinforcement. Reinforcement berbeda dengan reward. Reward merupakan hadiah keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai bentuk penguatan dapat dikombinasikan oleh guru, sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak spontan.
Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas. Sepertinya pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang kondusif.
Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu proses pembelajaran.
B.     Rumusan Masalah
A.    Keterampilan memberikan penguatan
1.      Tujuan Pemberian Penguatan
2.      Jenis- jenis Penguatan
3.      Prinsip Penggunaan Penguatan
4.      Cara Menggunakan Penguatan
5.      Penerapan dalam PPL
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahuai:
1.      Pengertian Keterampilan Memberikan Penguatan.
2.      Jenis- Jenis Penguatan
3.      Tujuan Pemberian Penguatan
4.      Prinsip Penggunaan Penguatan
5.      Cara Mengguanakan Penguatan
6.      Latihan Penerapan Dalam Pengajaran Mikro
7.      Penerapan dalam PPL


BAB II
PEMBAHASAN
A.    KETERAMPILAN MEMBARI PENGUATAN
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verabal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatanya sebagai suatau tindak dorongan ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah suatu respons terhadap suatu tingkah lakuyang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengajar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.
Contoh:
Guru    :”coba, kamu sebutkan salah satu sifat udara!”
            “ya, coba kamu irwan!(sambil menunjuk)
Siswa   :” udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, bu!”
Guru    :”bagus, itu jawaban yang tepat. Ibu senang mempunyai murid yang dapat     menjawab dengan baik seperti kamu.”[1]
1.      Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sifat positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut:
1.      Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
2.      Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
3.      Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
2.      Jenis-Jenis Penguatan
1.      Penguatan verbal
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainnya, misalnya; bagus, bagus sekali, betul, pintar ya, seratus buat kamu! 

2.      Penguatan nonverbal
a.       Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau gelengan kepala, senyuman, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah cerah, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.
b.      Penguatan pendekatan: guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya guru berdiri di samping siswa, berjalan  menuju siswa, duduk dekat seoorang atau sekelompok siswa, atau berjalan disisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal.
c.       Penguatan dengan sentuhan (contact): guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampilan siswa dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan.[2] Penggunaannya harus dipertimbangakan dengan saksama agar sesuai dengan usia, jenis kelmain dan latar belakang kebudayaan setempat.
d.      Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan: guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di sekolahnya.
e.       Penguatan berupa simbol atau benda: penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai sismbol berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastik, lencana, ataupun komentar tertulis pada buku siswa. Hal ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak sampai terjadi kebiasaan siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan.
f.       Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam kedaaan seperti ini guru sebaikanya menggunakan atau memberikan penguatan tak penuh (partial). Umpamanya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian benar, sebaiknya guru menyatakakan , “ya, jawabanmu sudah baik, tapi masih perlu disempurnakan,” sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah, dan ia dapat dorongan untuk menyempurnakannya.

3.      Prinsip Penggunaan Penguatan
1.    Kehangatan dan keantusiasan
Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukan adanya kehangatan dan keantusiaan dalam memberikan penguatan. Dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam meberikan penguatan karena tidak disertai kenhangantan dan keantusiasan.
2.      Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingakah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan itu bermakna baginya. Yang jelas jangan sampai terjadi sebaliknya.
3.      Menghindari pengunaan respon yang negatif
Walaupu teguran dan hukuman masih dapat digunakan, respon negatif yang diberikan guru berupa kometar, bercanda menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkanya, tetapi bisa melontarkan pertanyaan kepada siswa lain.[3]
4.      Cara menggunakan penguatan
a.       Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan harus jelas kepada siapa ditunjukan sebab bila tidak, akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebutkan nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
b.      Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh suatu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain bola voli yang menjadi kegemarannya.
c.       Pemberiaan penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncuk tingkah laku atau respons siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberianya, cendrung kurang efektif.

d.      Variasi dalam penggunaan
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada sayu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan  lama-kelamaan akan kurang efektif.

5.      Latihan penerapan dalam pengajaran mikro
Adakah satu pelajaran singkat antara sepuluh dan lima belas menit mengenai suatu pokok bahasan tertentu. Konsultasikan dengan pembimbing bila ada yang perlu diperbaiki. Sajikan pasa kelompok agar dalam belajar itu anda dapat memperoleh urunan pendapat dan pemikiran siswa, dan berikanlah penguatan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan atau respons siswa tersebut dengan berbagai jenis penguatan. Perlu anda ketahui bahwa pengajaran yang akan anda lakukan bukanlah simulasi, melainkan pengajaran sebenarnya dalam bentuk kecil.

6.    Penerapan dalam PPL
Pada waktu anda melaksanakan PPL nanti disekolah latihan, cobalah lakukan hal-hal berikut ini:
1.      Amatilah guru pamong waktu mengajar selama satu jam pelajaran dan kerjakan hal-hal berikut:
a)      Catat jenis penguatan verbal yang dipakai oleh guru selama sepuluh menit. Hitunglah frekuensi pemakaiaan setiap jenis.
b)      Pilih seorang murid untuk diamati. Apakah ada penguatan yang diberikan kepadanya? Jika ada, dengan cara bagaimana dan bagaimana pilan reaksi anak tersebut?
c)      Perhatikan secara keseluruhan apakah guru memberikan penguatan segera pada waktu munculnya tingkah laku siswa yang perlu diberikan penguatan.
d)     Perhatikan apakah ada respon negatif yang diberikan oleh guru dan apa akibatnya.
e)      Perhatikan pula cara guru memberikan penguatan. Apakah diberikan kepada pribadi tertentu atau hanya secara umum.
2.      Teliti dan pelajari hasil pengamatan di atas serta manfaatkan hal itu dalam membuat persiapan mengajar.
3.      Waktu ada praktik mengajar disekolah latihan, mintalah bantuan teman anda untuk mengamati dan membuat catatan seperti yang anda lakukan terhadap guru pamong. Manfaatkan hasil pengamatan teman anda itu sebaik-baiknya untuk perbaikakn cara mengajar anda selanjutnya.[4]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah respon yang ditunjukkan secara lisan atau ucapan terhadap suatu perilaku. Penguatan non verbal adalah respon yang ditunjukkan dengan perbuatan-perbuatan yang berupa mimik, gerak badan, mendekati siswa, menyentuh, hal yang menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, dan penguatan tak penuh.
Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, menghindari respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan memvariasikan bermacam-macam bentuk penguatan. Ada dua cara dalam menggunakan penguatan, antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan penguatan kepada kelompok.
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi, dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif, dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri, dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif, dan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Pemberian penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut akan menyebabkan siswa enggan belajar. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal.
B.     Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan suasana di dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.



DAFTAR PUSTAKA
Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.





[1] Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2003, Hlm.80

[2]Ibid, hlm.81
[3] Ibid, hlm.82
                [4] Ibid, hlm.83

Rabu, 27 September 2017

SEJARAH PEMELIHARAAN AL-QUR'AN PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW


Pemeliharaan al-Qur’an dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu: dengan cara menghafal dan dengan cara menulis atau mengkondifikasikannya. Dalam literatur ulumul Qur’an dua metode ini dikenal dengan istilah jam’u al-Qur’an yang terjemahan bebasnya dapat berarti pengumpulan Al-Qur’an.
Pemeliharaan Al-Qur’an pada masa Nabi saw. Pada masa ini dilakukan dengan cara hafalan seperti yang dilakukan oleh Nabi sendiri dan diikuti juga oleh para sahabatnya, maupun secara penulisan yang dilakukan oleh para sahabat pilihan atas perintah Nabi Muhammad Saw. Dalam hal ini, setiap nabi selesai menerima ayat-ayat Al-Qur’an yang diwahyukan kepadanya, nabi lalu memerintahkan kepada para sahabat tertentu untuk menuliskannnya disamping juga untuk menghafalnya.
Selain itu perlu diakui pula bahwa bangsa arabpada masa turunnya Al-Qur’an berbeda dalam budaya arab yang begitu tinggi, ingatan mereka sangat kuat dan hafalannya cepat serta daya pikirnya begitu terbuka.  Begitu datang Al-Qur’an kepada mereka dengan struktur bahasa yang indah dan luhur serta mengandung ajaran yang suci, mereka merasa amat kagum, dan karenanya mereka mencurahkan kekuatan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Mereka putar haluan hafalannya dari bait-bait syair kepada Al-Qur’an yang menyejukkan dan membangkitkan roh dan jiwa mereka.
Mereka saling berlomba dalam membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Segala kemampuanya dicurahkan untuk menguasai dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Kemudian juga mengajarkannya kepada semua anggota keluarga (istri dan anak) serta anggota masyarakat lainnya.
Adapun terhadap umat islam yang lokasi perkampungannya jauh dari Rasulullah, diadakan utusan untuk mengajar dan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang diwahyukan serta kandungan ajarannya. Mereka itu terdiri dari para ahli A-Qur’an, antara lain seperti Mush’ab bin Umair dan Ummi Maktum. Keduanya diutus Nabi Saw. Kepada penduduk madinah pada masa sebelum hijrah. Begitu pula Mu’adz bin Jabal diutus Nabi Saw kepada penduduk kota Makkah pada masa sesudah hijrah. 
Rasulullah Saw. Senantiasa membakar semangatumatnya untuk menghidupkan gerakan pemasyarakatan Al-Qur’an, hingga tidak seorangpun dari kalangan sahabat yang awam terhadap Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup dan kehidupannya.
Ubadah bin Shamit menceritakan:” apabila ada seorang yang masuk islam, maka Rasul segera menetapkan seorang daripada sahabatnya untuk menjadi pengajar Al-Qur’an baginnya.
Dengan usaha seperti demikian, hampir seluruh sahabat Nabi hafal Al-Qur;an, dan sebagian dari mereka telah menguasai Al-Qur’an dengan benar sesuai dengan makna dan maksudnya yang diajarkan Rasul kepada mereka. Demikianlah Allah Swt. Mengaruniakan kepada generasi pertama dari umat islam itu kekuatan yang luar biasa.
Disamping itu semua, Al-Qur’an juga telah dijadikan Allah Swt. Sebagai bacaan yang mudah untuk diingat dan dihafal, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qamar ayat 17 yang artinya:
Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS Al-Qamar : 17)
Dengan demikian, maka memudahkan para sahabat pilihan yang hidup sezaman dengannya sebagai penghafal Al-Qur’an, yang jumlah mereka tidak sedikit. Diantara para penulis wahyu Al-Qur’an terkemuka adalah sahabat pilihan yang ditunjuk Rasul dari kalanga orang yang terbaik dan indah tulisannya seperti empat orang yang kemudian menjadi khalifah rasyidin ( Abu Bakar sidiq, Umar bin Khattab , Utsman bin Affan Dan Ali bin Abu Tholib). Selain itu juga banyak dari kalangan sahabat yang menuliskan Al-Qur’an atas kemauan mereka sendiri.
Penulisan Al-Qur’an pada masa nabi itu tidak terkumpul dalam satu mushaf, yang ada pada seseorang belum tentu dimiliki oleh orang lain. Akan tetapi yang jelas bahwa disaat Rasulullah Saw. Berpulang kerahmatullah, Al-Qur’an telah dihafal dan ditulis dalam mushaf.  Denga wafatnya Rasulullah, maka berakhirlah masa turunya Al-Qur’an. Kemudian Allah mengilhamkan penulisnya kepada para khalifah ar-rasydin sesuai denga janji-Nya yang benar kepada umat tentang jaminan pemeliharaan Al-Qur’an sepanjang jaman.